BARCELONA

BARCELONA

Minggu, 20 Mei 2012

BAHASA

OBJEK LINGUISTIK: BAHASA

A. Pengertian Bahasa

Bahasa pada kalimat peristilahan de Saussure seperti yang sudah dibicarakan pada bab 2 adalah langue. Pada suatu langage (1), (2) dan (7) bahasa secara harfiah. Bahasa sebagai objek linguistik adalah definisi bahasa segi fungsinya itu, sapir (1221:8), Badudu (1989:3), Keraf (198:16), Kridalaksana (1983, dan juga dalam Djoko Kentjono 1982): “bahasa adalah definisi dari Barber (1964:21), Wardhaugh (1977:3), Trager (1949: 18), de Saussure (1966:16), Boliner (1975:15).

B. Hakikat Bahasa

1. Bahasa sebagai sistem

Sistem berarti susunan teratur berpola yang membentuk suatu keseluruhan yang bermakna atau berfungsi. Sistem ini dibentuk oleh sejumlah unsur atau komponen yang satu denan lainnya berhubungan secara fungsional. Dengan sistematis, artinya bahasa itu tersusun menurut suatu pola; tidak tersusun secara acak, secara sembarang. Sistemtis artinya baha itu bukan merupakan sistem tunggal, tetapi terdiri juga dari sub-subsistem; atau sistem bawahan. sub-subsistem tersusun secara hierarkial. Artinya, subsistem yang satu terletak di bawah subsistem yang lain; lalu subsistem yang lain terletak pula di bawah subsistem lainnya lagi.

2. Bahasa sebagai lambang

Lambang dikaji dalam kegiatan ilmiah dalam bidang kajian disebut ilmu semiotika atau semiologi, yaitu ilmu yang mempelajari tanda-tanda yang ada dalam kehidupan manusia, termasuk bahasa. Semiotika atau semiologi oleh Charles Sanders Peirce Eropa oleh Ferdinand de Saussure adanya beberapa jenis tandam antara lain tanda (sign), lambang (simbol), sinyal (signal), gejala (symptom), gerak isyarat (gestur), kode, indeks dan ikon. Lambang itu sering disebut bersifat arbitrer. Arbitrer adalah tidak adanya hubungan langsung yang bersifat wajib antara lambang dengan yang dilambangkannya.
Sinyal atau isyarat adalah tanda yang disengaja dibuat oleh pemberi sinyal agar si penerima sinyal melakukan sesuatu. Sinyal bersifat imperatif. Gerak isyarat atau gestur adalah tanda yang dilakukan dengan gerakan anggota badan dan tidak bersifat imperatif seperti pada sinyal. Gejala atau symptom adalah suatu tanda yang tidak disengaja, yang dihasilkan tanpa maksud, tetapi alamiah untuk menunjukkan atau mengungkapkan bahwa sesuatu akan terjadi. Ikon adalah tanda yang paling mudah dipahami karena kemiripannya dengan sesuatu yang diwakili. Karena ikon disebut gambar dari wujud yang diwakilinya. Indeks adalah tanda yang menunjukkan adanya sesuatu yang lain, seperti asap yang menunjukkan adanya api. Ciri kode sebagai tanda adalah adanya sistem, baik yang berupa simbol, sinyal, maupun gerak isyarat yang dapat mewakili pikiran, perasaan, ide, benda dan tindakan yang disepakati untuk maksud tertentu. Bahasa adalah suatu sistem lambang dalam wujud bunyi-bahasa bukan dalam wujud yang lain.

3. Bahasa adalah bunyi

Kridalaksana (1983:27) bunyi adalah kesan pada pusat saraf sebagai akibat dari getaran gendang telinga yang bereaksi karena perubahan-perubahan dalam tekanan udara. Bunyi pada bahasa adalah bunyi-bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Bunyi bahasa atau bunyi ujaran (speech sound) adalah satuan bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia yang di dalam fonetik diamati sebagai “fon” dan di dalam fenemik sebagai “fonem”.

4. Bahasa itu bermakna

Makna yang berkenan dengan morfem dan disebut makna leksikal; yang bekenan dengan frase, klausa dan kalimat makna framatikal; yang berkenan dengan wacana disebut makna pragmatik, atau makna konteks.

5. Bahasa itu arbiter

Istilah arbitrer itu adalah tidak adanya hubungan wajib antara lambang bahasa (yang berwujud bunyi itu) dengan konsep atau pengertian yang dimaksud oleh lambang tersebut.
Ferdinand de Saussure (1966:67) dalam dikotominya signifiant (Inggris: signifier) dan signifie (Inggris: signified). Signifiant adalah lambang bunyi itu, sedangkan signifie adalah konsep yang dikandung oleh signifiant. Istilah penanda untuk lambang bunyi atau signifiant. Istilah petanda untuk konsep yang dikandungnya, atau diwakili oleh penanda tersebut. Hubungan antara signifiant atau penanda dengan signifie atau petanda itulah yang disebut arbitrer, sewenang-wenang, atau tidak ada hubungan wajib di antara keduanya.

6. Bahasa itu konvensional

Penggunaan lambang suatu konsep tertentu bersifat konvensional. Artinya, semua anggota masyarakat bahasa itu memenuhi konvensi bahwa lambang tertentu itu digunakan untuk mewakili konsep yang diwakilinya.

7. Bahasa itu produktif

Produktif adalah bentuk ajektif dari kata beda produksi. Produktif adalah “banyak hasilnya” atau lebih tepat “terus-menerus menghasilkan”. Bahasa produktif maksudnya, meskipun unsur-unsur bahasa itu terbatas, tetapi dengan unsur-unsur yang jumlahnya terbatas itu dapat dibuat satuan-satuan bahasa yang jumlahnya tidak terbatas, meski secara relatif, sesuai dengan sistem yang berlaku dalam bahasa itu.
Keterbatasan pada tingkat parole adalah pada ketidaklaziman atau kebelumlaziman bentuk-bentuk yang dihasilkan. Tingkat langue keproduktifan itu dibatasi karena kaidah atau sistem yang belaku.

8. Bahasa itu unik

Unik artinya mempunyai ciri khas yang spesifik yang tidak dimiliki oleh yang lain. Bahasa berisfat unik artinya setiap bahasa mempunyai ciri khas sendiri yang tidak dimiliki oleh bahasa lainnya. Salah satu keunikan bahasa Indonesia adalah bahwa tekanan kata tidak berifat morfemis, melainkan sintaksis.

9. Bahasa itu universal

Bersifat universal artinya ada ciri-ciri yang sama yang dimiliki oleh setiap bahasa yang ada di dunia ini. Ciri universal dari bahasa yang paling umum adalah bahwa bahasa itu mempunyai bunyi bahasa yang terdiri dari vokal dan konsonan. Bukti keuniversalan bahasa adalah bahwa setiap bahasa mempunyai satuan-satuan bahasa yang bermakna, entah satuan yang namanya kata, frase, klausa, kalimat dan wacana.

10. Bahasa itu dinamis

Karena keterikatan dan keterkaitan bahasa itu dengan manusia, sedangkan dalam kehidupannya di dalam masyarakat kegiatan manusia itu tidak tetap dan selalu berubah, maka bahasa itu juga menjadi ikut berubah, menjadi tidak tetap, menjadi tidak statis disebut dinamis.

11. Bahasa itu bervariasi

Yang termasuk dalam satu masyarakat bahasa adalah mereka yang merasa menggunakan bahasa yang sama. Variasi bahasa ini ada tiga istilah yang perlu diketahui. Idiolek adalah variasi atau ragam bahasa yang bersifat perorangan. Dialek adalah variasi bahasa yang digunakan oleh sekelompok anggota masyarakt pada suatu tempat atau suatu waktu. Variasi bahasa berdasarkan tempat ini lazim disebut dengan nama dialek regional, dialek areal atau dialek geografi. Variasi bahasa yang digunakan pada madatertentu lazim disebut dialek temporal. Variasi bahasa yang digunakan sekelompok anggota masyarakat dengan status sosial tertentu disebut dialek sosial atau sosiolek.
Ragam atau bahasa adalah variasi bahasa yang digunakan dalam situasi, keadaan atau untuk keperluan tertentu. Situasi formal diguankan ragam bahasa yang disebut ragam baku atau ragam standar, situasi yang tidak formal digunakan ragam yang tidak baku atau ragam nonstandar. Dari sarana yang digunakan dapat ragam lisan dan ragam tulisan. Untuk keperluan pemakaiannya dapat ragam ilmiah, ragam bahasa jurnalistik, ragam bahasa sastra, ragam bahasa militer dan ragam bahasa hukum

12. Bahasa itu manusiawi

Membuat alat komunikasi manusia itu, yaitu bahasa, prokduktif dan dinamis, dalam arti dapat dipakai untuk menyatakan sesuatu yang baru, bebeda dengan alat komunikasi hewan. Alat komunikasi manusia yang namanya bahasa adalah bersifat manusiawi, dalam arti hanya milik manusia dan hanya dapat digunakan oleh manusia.

(http://pgsdunnes2008.wordpress.com/page/17/)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar